Terapkan Prokes Covid-19 Baru Kemudian Teriak Tawakkal

Terapkan Prokes Covid-19 Baru Kemudian Teriak Tawakkal – Memilih cara yang aman dan tidak beresiko adalah manhaj atau metode yang dipraktikkan oleh hamba-hamba Allah yang terpilih seperti para Nabi, dan metode ini termasuk ke dalam hakikat tawakkal,

Sebagai contoh teladan adalah Nabi Ya’qub ‘Alaihissalam, Allah berfirman :

وَقَالَ يٰبَنِيَّ لَا تَدْخُلُوْا مِنْۢ بَابٍ وَّاحِدٍ وَّادْخُلُوْا مِنْ اَبْوَابٍ مُّتَفَرِّقَةٍۗ وَمَآ اُغْنِيْ عَنْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍۗ اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُوْنَ

“Dan dia Nabi (Yakub) berkata, “Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda; namun demikian aku tidak dapat mempertahankan kamu sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan itu hanyalah bagi Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula bertawakallah orang-orang yang bertawakal.” (Yusuf : 67)

Ketika putra-putra Nabi Ya’qub ‘Alaihissalam hendak berangkat ke Mesir, Beliau khawatir atas putra-putranya akan terkena penyakit ‘Ain karena mereka adalah para pemuda yang sempurna dan berparas tampan,

Oleh karena itulah Beliau perintahkan mereka agar berpencar dan tidak masuk melalui satu pintu gerbang saja, di mana pintu gerbang negeri mesir ketika itu berjumlah empat pintu. (Diintisari dari Tafsir Al-Qurthubi 11/399)

Ini sangat jelas adalah sebuah rencana strategi Nabi Ya’kub ‘Alaihissalam untuk menghindarkan putra-putranya dari hal yang membahayakan, dan inilah inti utama yang harus kita ingat bersama bahwa mengambil upaya dan tindakan yang dapat menjauhkan diri kita dari penyakit adalah sikap terpuji, sikap yang arif bijaksana, bagaimana tidak demikian sedangkan yang menunjukkan hal ini adalah sosok seorang Nabi yang sangat bijaksana dan diabadikan di dalam Al-Quran.   

Walau pun demikian, tetaplah memang pada dasarnya tidak ada yang bisa menahan taqdir Allah jika Allah menghendakinya. 

Dari itu Nabi Ya’qub ‘Alaihissalam menjelaskan bahwa strategi yang beliau usulkan tidaklah dapat sama sekali menangkal taqdir Allah,

Sejalan dengan ini, dalam satu riwayat hadits disebutkan

لن ينفع حذر من قدر

“Kewaspadaan tidak akan bermanfaat terhadap takdir” (HR: Ahmad, Hukumnya diperselisihkan antara Hasan dan Dha’if, namun maknanya benar.)

Dan ketetapan ini pun sama sekali tidak bertentangan dengan bolehnya melakukan upaya menjauhkan diri dan menangkal bahaya, karena urusan takdir bukan urusan dan kewenangan manusia, sebab tidak ada yang dapat memastikan kapan dan dimana takdir itu akan terjadi dan menimpa, kita hanya diperintah untuk menjalankan sebab yang kita mampu dan menyerahkan hasil setelahnya kepada Allah ‘Azza Wajalla, dan inilah hakikat dari tawakkal sesungguhnya.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;

أعقلها وتوكل

“Ikatlah (untamu) dan bertawakkallah” (HR: Attirmidzi 1527)

Dari hadits ini kemudian adabulama yang menafsrikan Tawakkal dengan : 

قطع النظر عن الأسباب بعد تهيئة الأسباب

“Memutuskan perhatian kepada sebab-sebab setelah menyiapkan sebab-sebab” (Fathulbariy 3/304)

Maka sikap sebagian orang yang mencibir dan “menyinyir” saudaranya yang menerapkan prokes covid-19 sebagai penakut, pobia, berlebihan, adalah sikap yang tidak pada tempatnya, dan merupakan arogansi yang lahir dari hawa nafsu dan jauh dari ilmu dan sikap bijak. 

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا

Bekasi Timur, 11 Dzulhijjah 1442

Ditulis oleh Ustadz Musa Abu ‘Affaf.

Baca juga:

Silakan dibagikan:

Leave a Comment