Shaf Renggang di Mekkah, Kenapa Harus Diributin?
Bismillah wa sholatu wasalamu ala Rasululillah
Amma Ba’du.
Pertama-tama: Dari kemarin banyak WA ke Ana, menanyakan apakah benar shaf di Masjid Haram Renggang, terus bagaimana hukumnya? Kok dibiarkan saja, apakah itu boleh? Apakah sah Shalatnya?
Begini bapak dan ibu yang kami cintai karena Allah.
Kebenaran Shaf Renggang di Masjidil Haram
Tentang Kebenaran Shaf Renggang di Masjidil Haram itu bener adanya, bukan hoax, bukan editan. Jadi yang kemaren bilang hoax atau editan, taubat minta ampun sama Allah. Mumpung Ramadhan, pintu ampunan terbuka lebar.
Terus, bagaimana hukumnya?
Hukum asal, merapatkan shof dalam sholat jamaah sunnah (Jumhur ulama), sebagian bilang wajib (simak fatwa Syaikhuna Sulaiman dibawah ini)
Kok dibiarkan saja, kenapa tidak dilarang? Jadi kita kan bingung.
Semoga Allah merahmati antum semua karena sudah sangat kritis dengan masalah ini, ana hargai segala bentuk ghiroh antum dalam agama Allah.
Baca juga: Kondisi Masjid Pada Saat Wabah
Masih Ada Shalat Jama’ah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
Jadi begini, Di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sejak semua masjid ditutup di Saudi, 2 masjid itu masih ada sholat jama’ah, sholat jum’at.
Tapi untuk petugas masjid saja. Adapun untuk orang luar belum boleh karena menjaga agar virus corona tidak tersebar.
Lha kenapa tidak sekalian di tutup aja? Lha, asalkan antum tau Negara Saudi itu termasuk negara terbaik dalam penanganan corona, jadi tentu sudah dipertimbangkan kenapa 2 masjid itu tetep ada sholat jamaah. Meskipun terbatas. Dan orang-orangnya itu itu saja, dilarang keras yang lain ikutan.
Dan ini juga membantah si pembuat hoax yang bilang Raja Salman menutup total Masjid Al Haram dan Masjid Nabawi karena takut corona.
Terlebih lagi mereka ulil amri, punya otoritas. Sah sah saja kan. Untuk membuka tutup masjid untuk kemaslahatan bersama.
Kalau yang di maksud menutup semua masjid selain dua masjid di atas bener adanya. Dan ini sesuai Syariat kok. Jadi jangan kaget.
Kalau gak setuju, ya protes saja ke Raja.
Terus, apakah Sholatnya Sah Shaf Renggang? Sholatnya Sah Mas Mbak, yang di perselisihkan ulama itu tentang fadhilah jamaahnya. Ada yang menganggap dapat dan ada yang tidak.
Cukup kan.
Dan satu lagi, ini masalah fiqih harus luwes, lapang dada jika ada yang beda, tidak boleh kagetan dan maksain ke orang lain. Nanti kalau sakit hati repot sendiri.
Fatwa Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily Tentang Shaf Renggang Saat Shalat
Berikut ini fatwa dari guru kami Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily Hafidzahullahu Ta’ala.
فتوى و ترجيح الشيخ سليمان الرحيلي في مسألة صلاة الجماعة متباعدين متر أو متر ونصف
Fatwa dan Tarjih (Pendapat yang kuat) menurut Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily Hafidzahullahu tentang Sholat Jamaah yang Shafnya renggang 1 meter, atau 1,5 meter.
السؤال:
هل يجوز للمصلين أن يجعلوا بينهم مسافة متر أو مترين عن يمينهم شمالهم في الصف في الجماعة وقاية من هذا الوباء !؟
Soal : Apakah boleh bagi orang yang sholat (jamaah) untuk memberi jarak antar mereka 1 meter atau 2 meter kanan dan kiri mereka dalam shaf, untuk penjagaan diri dari wabah (covid19 pent)?
الجواب:
Jawab:
ينبغي يا إخوة أن نعلم أن وقوف المصلين في صف واحد و لو كانوا متباعدين ليس من باب صلاة المنفرد خلف الصفّ لأنّهم في صف واحد.
Ya ikhwah, Kita harus tau bahwa berdirinya orang-orang yang sholat dalam satu shof walaupun renggang, bukan termasuk sholat sendiri (munfarid) dibelakang.
Imam, tapi mereka itu (dihitung jamaah) karena masih satu shof sama imam.
إذن هذا ليس من هذه المسألة يقينا
Jadi yang jadi masalah bukan ini. Clear…
بقي أنّ الأصل أنه يجب تراص المأمومين [ الجمهور يقولون هذا مستحبّ و التفريج مكروه ] لكنّ الصحيح أنّه يَجب !
Hukum asal harus meluruskan shof bagi makmum ( jumhur mengatakan sunnah, adapun merenggangkan makruh). Tapi yang benar bahwa meluruskan shaf wajib hukumnya.
لكن إذا وُجدت الحاجة جاز تباعد المصلّين
Akan tetapi, jika ada hajat (kebutuhan) boleh renggang antar makmum.
فإذا كنّا بين أمرين إمّا أن نقولَ لا يصلّون جماعة
Maka kita ada di dua pilihan:
Kita katakan: Jangan sholat jamaah.
و إمَّا أن نقول على أساس علميّ: يصلون جماعة و يتباعدون.. فإنهم يصلّون جماعة و يتباعدون و لا حرج في هذا.
Atau kita katakan berdasarkan asas ilmiyah, Sholatlah jamaah tapi renggang. Karena jika mereka melakukan demikian maka boleh.
على أنّه يُلتزم بما يوجه به وليّ الأمر في المسألة ففي هذه المصالح العامّة الأمرُ منوطٌ بوليّ الأمر !
Yang harus di perhatikan, Harus tetap nurut kepada arahan pemerintah dalam masalah ini, karena ini menyangkut kemaslahatan umum (bersama) yang memang tugasnya pemerintah untuk mengatur.
وقال في موضع آخر موضحا لما سبق من كلامه:
Beliau bertaka di lain waktu, memperjelas hal diatas
إذا كان هناك ضرر غالب من صلاتهم
في المساجد حتى مع التباعد فالأفضل أن يلزموا بيوتهم و لو لم يُلزَموا بهذا.
Jika ada mudhorot (bahaya) yang besar dari Sholatnya ke masjid, meskipun dengan renggang. Lebih baik sholat di rumah meskipun tidak perintah sholat dirumah.
أمّا إذا لم يكن هناك ضرر و لكن أُلزموا بالتباعد ، أو لا يكون هناك ضرر إذا حصل التباعد لمتر أو متر و نصف فإنهم يصلّون في المساجد مع التّباعد.
مع لزوم ما يوجه به وليّ الأمر في هذه المسألة انتھ.
Namu jika tidak ada bahaya, akan tetapi harus tetap sholat renggang. Karena jika solat dengan renggang semeter atau setengah, maka sholat di masjid dengan renggang.
Tapi tetap harus ikuti arahan pemerintah di masalah ini.
Selesai
???? شرح كتاب الصيام من بلوغ المرام
( أسئلة درس باب الإعتكاف وقيام رمضان )
Pelajaran Syarh Kitab Siyam dari Kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al-Asqolany
(Pertanyaannya di pelajaran bab I’tikaf dan Qiyam Lail).
Fatwa di salin dari grup WA Multaqo Duat Indonesia.
Baca juga: Penjelasan Ringkas Shalat Tarawih
Kesimpulan
Masih bingung? Atau sudah tercerahkan?
Atau malah tambah pusing?
Berarti kita harus belajar lagi fiqh secara runut, dari mulai belajar fiqh madzhab, sampai fiqh tarjih kalau umur masih panjang.
Tapi kalau loncat loncat, apalagi belum belajar sama sekali. Masih ada waktu untuk belajar lagi.
Selamat sholat bersama keluarga masing-masing di rumah dan semoga Allah menerima amalan kita.
Ramadhan sudah di depan mata, mari kita banyakin amal saja yang baik-baik. Kalau ngomong beginian trus nanti tilawah Al-Quran tidak khatam khatam. Kan sayang banget.
Mohon maaf guru-guru ana atas tulisan ini jika terlalu panjang.
Tidak dipaksa untuk baca dan komentar kok.
Dan tidak dipaksa harus sama dengan yang disampaikan diatas.
Barokallahu fikum.
Wallaahua’lam bissowab.
Madinah, 04 Ramadhan 1441 H
Ditulis oleh Ustadz Abu Yusuf Akhmad Jafar.
Artikel: SeptyanWidianto.Web.ID