Setidaknya Orang Itu Tahu Bahwa Itu Munkar

Setidaknya Orang Itu Tahu Bahwa Itu Munkar.

Setidaknya seorang muslim mengilmui bahwa suatu kemunkaran adalah munkar; tidak diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya. Ilmu itu sesuatu, sedangkan amal itu lain hal.Tapi minimal memiliki ilmu. Karena orang yang memiliki ilmunya, ia lebih dekat kepada taubat dan rujuk saat amalannya melanggar ilmunya sendiri.

Sebaliknya tentang orang jahil yang kosong akan ilmu. Ia jauh dari taubat dan rujuk, disebabkan dugaan pribadi bahwa dirinya tak bersalah.

Jadi, pengetahuan secara dzatnya, sudah merupakan kebaikan. Atau langkah menuju kebaikan. Sementara kejahilan (kebodohan atau ketidaktahuan) secara dzatnya, bukan merupakan kebaikan. Bahkan itu adalah langkah menuju kesesatan.

Baca juga: Dakwah, Hijrah, Sabar dan Syukur

Seorang yang berdosa, dan ia mengetahui itu dosa, masih lebih memiliki keuntungan dan potensi rujuk.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

فقد يستغفر الرجل من الذنب مع إصراره عليه أو يأتي بحسنات تمحوه، أو تمحو بعضه، وقد يقلل منه، وقد تضعف همته في طلبه إذا علم أنه منكر

“Boleh jadi seseorang memohon ampun (istighfar) dari dosa yang secara bersamaan ia terus melakukannya (dosa tersebut). Atau boleh jadi ia melakukan kebaikan-kebaikan yang menghapus dosanya, atau menghapus sebagian dosanya.

Terkadang (dengan sebab ilmunya), ia meminimalisir dosa tersebut. Terkadang pula hasratnya melemah untuk melakukan perbuatan berdosa ketika ia mengetahui bahwa hal tersebut adalah kemunkaran.” [Iqtidha’ ash-Shirath al-Mustaqim, 1/172]

Di sinilah pentingnya adanya taklim, muhadharah, khutbah, daurah dan pendidikan. Atau secara umum, pentingnya amar ma’ruf nahi munkar. Sampaikan dulu hujjah hingga yang jahil faham. Boleh jadi di awal mengingkari hujjah. Kedua kalinya masih ingkar. Seterusnya begitu hingga mulai faham dan faham. Setelah fahamnya, boleh jadi Allah berikan taufiq. Betapa banyaknya di sana yang dahulu adalah pembangkang, kini adalah pembela.

Betapa banyaknya tanah yang tumbuh subur padanya tumbuhan setelah gersangnya; disebabkan berkali-kali terhujani rintikan air; atau teralirkan padanya air.

Yang kering dirintikkan hingga lembab atau basah. Yang sudah menggenang ditetapkan jangan sampai kering.

Ditulis oleh Ustadz Hasan al-Jaizy.

Silakan dibagikan:

Leave a Comment