Selingkuh Adalah Dosa Besar

Selingkuh adalah dosa besar.

Selingkuh yang kami maksud di sini adalah memiliki hubungan asmara dengan orang lain, padahal sudah memiliki pasangan dalam pernikahan yang sah. 

Adapun selingkuh terhadap pacar, tidak perlu kita dibahas karena pacaran sendiri itu jelas keharamannya.

Sedangkan poligami, itu tidak disebut selingkuh. Karena poligami jelas disyariatkan dalam agama.

Dosa Besar yang Terkandung Dalam Selingkuh

Selingkuh dalam definisi di atas, adalah dosa besar. Karena di dalamnya terkandung beberapa dosa besar:

1. Khianat

Suami atau istri yang selingkuh, ia telah berbuat khianat kepada pasangannya. Makna khianat dijelaskan ar Raghib al Asfahani:

الخيانة مخالفة الحق بنقض العهد في السر

“Khianat adalah melanggar hak dan merusak perjanjian secara sembunyi-sembunyi” (Al Mufradat, 305).

Dan khianat adalah dosa besar. Allah ta’ala berfirman:

وَأَنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي كَيْدَ الْخَائِنِينَ

“Allah tidak akan memberi hidayah terhadap tipu dayanya orang-orang yang berkhianat” (QS. Yusuf: 52).

Baca juga: Jika Pasangan Belum Hijrah

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

آيَةُ المُنافِقِ ثَلاثٌ: إذا حَدَّثَ كَذَبَ، وإذا وعَدَ أخْلَفَ، وإذا اؤْتُمِنَ خانَ

“Tanda orang munafik ada tiga: jika bicara ia berdusta, jika berjanji ia ingkar janji, jika diberi amanah ia berkhianat” (HR. Al Bukhari 6095, Muslim no.59).

2. Ghisy (Curang)

Al ghisy (الغش) secara bahasa artinya:

الغِشُّ: كتم كل ما لو علمه المبتاع كرهه

“al ghisy: seorang penjual menyembunyikan sesuatu yang jika diketahui oleh pembeli, ia akan membencinya” (Adz Dzakhirah lil Qarafi, 5/172).

Dalam bahasa kita, ghisy artinya curang; berlaku tidak jujur; main belakang. Dan orang yang selingkuh pasti akan melakukan ghisy. Padahal al ghisy adalah dosa besar. Dari Ma’qal bin Yasar radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ما مِن عبدٍ يسترعيه اللهُ رعيَّةً يموتُ يومَ يموتُ وهو غاشٌّ لرعيَّتِه إلَّا حرَّم اللهُ عليه الجنَّةَ

“Siapapun yang Allah takdirkan ia menjadi pemimpin bagi rakyatnya, kemudian ia mati dalam keadaan berbuat ghisy (tidak jujur) kepada rakyatnya. Pasti Allah akan haramkan ia surga” (HR. Al Bukhari no.7150, Muslim no.142).

Dan suami adalah pemimpin dan rakyatnya adalah keluarganya. Namun tentu saja bukan hanya suami yang dilarang berbuat ghisy, istri pun dilarang. Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ حَمَلَ عَلَيْنَا السِّلَاحَ ، فَلَيْسَ مِنَّا ، وَمَنْ غَشَّنَا ، فَلَيْسَ مِنَّا

“Barangsiapa mengacungkan senjata kepada kami (kaum Muslimin), bukan bagian dari kami. Barangsiapa berbuat curang kepada kami (kaum Muslimin), bukan bagian dari kami” (HR. Muslim no. 147).

Baca juga: Kunci Kebahagiaan Bagi Suami Istri

Dan ghisy itu tidak hanya terlarang dalam jual-beli, namun dalam semua perkara. Syaikh Ibnu Baz menjelaskan:

الغش في جميع المواد حرام ومنكر؛ لعموم قوله صلى الله عليه وسلم: ((من غشنا فليس منا)) وهذا لفظ عام، يعم الغشَّ في المعاملات، وفي النصيحة، والمشورة، وفي العلم، بجميع مواده الدينية والدنيوية

“Ghisy dalam semua perkara itu haram hukumnya. Berdasarkan keumuman sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam: “Barangsiapa berbuat curang kepada kami (kaum Muslimin), bukan bagian dari kami”. Hadits ini lafaz nya umum. Mencakup ghisy dalam semua muamalah, dalam nasehat, dalam diskusi, dalam ilmu dan dalam semua perkara agama dan dunia” (Majmu’ Fatawa Bin Baz, 24/61).

3. Dusta

Perbuatan selingkuh pasti tidak akan lepas dari dusta. Sedangkan dusta adalah dosa besar. Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ

“Sesungguhnya Allah tidak akan memberi hidayah kepada orang yang melebihi batas lagi pendusta” (QS. Ghafir: 28).

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ؛ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ يَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ؛ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَالْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتب عند الله كذاباً

“Wajib bagi kalian untuk berlaku jujur. Karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang senantiasa jujur, ia akan ditulis di sisi Allah sebagai Shiddiq (orang yang sangat jujur). Dan jauhilah dusta, karena dusta itu membawa kepada perbuatan fajir (maksiat) dan perbuatan fajir membawa ke neraka. Seseorang yang sering berdusta, akan di tulis di sisi Allah sebagai kadzab (orang yang sangat pendusta)” (HR. Muslim no. 2607).

Membawa Kepada Banyak Maksiat

Perbuatan selingkuh, selain terjerumus dalam dosa-dosa besar di atas, juga akan membawa kepada banyak maksiat. Di antaranya:

  • Zina 
  • Berduaan dengan lawan jenis yang non mahram
  • Bersentuhan dengan lawan jenis yang non mahram
  • Safar dengan lawan jenis yang non mahram
  • Zina hati
  • Tabdzir (mengeluarkan harta pada perkara yang tidak layak)
  • Menyia-nyiakan keluarga
  • Dan perbuatan maksiat lainnya.

Maka jelas selingkuh itu perbuatan yang sangat rusak, maksiat di atas maksiat. Semoga kita dijauhkan dari perbuatan rusak ini. 

Semoga Allah memberi taufik.

Ditulis oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.

Join channel telegram @fawaid_kangaswad

Silakan dibagikan:

Leave a Comment