Salam Kepada Muslim dan Non Muslim

Salam kepada Muslim dan non Muslim.

Perbedaan Mengucapkan Salam Kepada Muslim dan Non Muslim

Berkata As Syaikh Al Imam Ibnu Utsaimin rahimahullah :

لَا يَجُوزُ أَنْ يُسَلِّمَ الْإِنْسَانُ عَلَى الْمُسْلِمِ بِقَوْلِهِ: (السُّلَّامُ عَلَى مَنِ اِتَّبَعَ الْهُدَى)، لِأَنَّ هَذِهِ الصِّيغَةَ إِنَّمَا قَالَهَا الرَّسُولُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ كَتَبَ إِلَى غَيْرِ الْمُسْلِمِينَ، وَأَخُوكَ الْمُسْلِم قُل لَهُ : (السِّلَامُ عَلَيْكُمْ). أَمَّا أَن تَقُولَ: (السَّلَامُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الهُدَى) فَمُقْتَضَى هَذَا أَنَّ أَخَاكَ هَذَا لَيْسَ مِمَّنِ اتَّبَعَ الهُدَى، وَإِذَا كَانُوا مُسْلِمَيْنِ وَنَصَارَى فَإِنَّهُ يُسَلِّمُ عَلَيهِمْ بِالسَّلَاَمِ الْمُعْتَادِ يَقُولُ: (السَّلَامُ عَلَيْكُمْ) يَقْصِدُ بِذَلِكَ الْمُسْلِمِينَ

“Tidak boleh seorang mengucapkan salam kepada muslim lainnya dengan ucapan :

السَّلَامُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الهُدَى

“Semoga keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk”.

Karena salam ini hanyalah diucapkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika menulis surat kepada selain muslim.

Sedangkan saudaramu adalah muslim, maka ucapkanlah:

السَّلَامُ عَلَيكُمْ

“Semoga keselamatan atas kalian.”

Tapi jika engkau ucapkan kepadanya:

السَّلَامُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الهُدَى

“Semoga keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk”.

Berarti saudaramu ini bukan termasuk yang mengikuti petunjuk.

Jika ada muslim dan nashara maka hendaknya mengucapkan salam seperti biasa :

السَّلَامُ عَلَيكُمْ

“Semoga keselamatan atas kalian.”

Dengan tujuan untuk saudara yang muslim.

Majmu’ Fatawa 3/35, no. 393.

Pahala Mengucapkan Salam Dengan Lafadz Syar’i

Perhatikan pahala mengucapkan Salam dengan lafadz Syar’i, dalam hadits Imran bin Hushain radiyaAllahu anhu ia berkata:

أَنَّ رَجُلًا جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، فَرَدَّ عَلَيْهِ ثُمَّ جَلَسَ، فَقَالَ: عَشْرٌ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، فَرَدَّ عَلَيْهِ ثُمَّ جَلَسَ، فَقَالَ: عِشْرُونَ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، فَرَدَّ عَلَيْهِ ثُمَّ جَلَسَ فَقَالَ: ثَلَاثُونَ.

“Bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu mengucapkan:

Assalamu alaikum. Beliau menjawabnya, kemudian orang tersebut duduk lalu beliau bersabda:

“Baginya sepuluh pahala.”

Kemudian seseorang lagi datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu mengucapkan: Assalamu alaikum Warahmatullah. Beliau menjawabnya, kemudian orang tersebut duduk, lalu beliau bersabda:

“Baginya dua puluh pahala.”

Selang beberapa saat seseorang datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu mengucapkan: Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Beliau menjawabnya, lalu orang tersebut duduk, beliau pun bersabda:

“Baginya tiga puluh pahala.”

(HR. Abu Dawu no. 5195, Tirmidzi no. 2689 dan Ahmad no. 19962 -shahih-)

Kandungan Ucapan Salam

Adapun kandungan dari ucapan “Assalaamu Alaikum” adalah mendoakan orang lain agar diselamatkan dan dijaga oleh Allah dari berbagai bahaya, dari sakit, keburukan manusia, dari penyakit hati, dari maksiat dan dari api neraka.

Sampai sebagian ulama mengatakan bahwa sunnah yang lebih baik dari kewajiban adalah mengucapkan salam kepada muslim lainnya.

Wallahu A’lam.

Ditulis oleh Ustadz Muhammad Alif, Lc.

Artikel: SeptyanWidianto.web.id

[artikel number=4 tag=”adab”]

Silakan dibagikan:

Leave a Comment