Orang Yang Bahagia

Orang yang Bahagia.

‏سُئِلَ أَحَدُ الصَّالحِينَ مَنْ هُوَ السَّعِيدُ ؟
فَقَالَ : هُو الَّذِي إِذَا تَوَقَّفتْ أَنفَاسُهُ لَمْ تَتوَقَّف حَسنَاتُهُ.

Ada seorang shalih yang pernah ditanya, siapakah orang yang bahagia?

Maka ia menjawab : “Orang yang ketika nafasnya berhenti, tapi kebaikan-kebaikannya tidak pernah berhenti”.

Baca juga: Sebab Istiqamah dan Kebahagiaan

Maka kunci untuk menjadi bahagia meski nafas sudah berhenti adalah dengan mengamalkan hadits ini:

سَبْعٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفًا أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ

“Ada tujuh hal yang pahalanya akan tetap mengalir bagi seorang hamba padahal dia sudah terbaring dalam kuburnya setelah wafatnya (yaitu):

  1. Orang yang mengajarkan suatu ilmu,
  2. Mengalirkan sungai,
  3. Menggali sumur,
  4. Menanam kurma,
  5. Membangun Masjid,
  6. Mewariskan (waqaf) mushaf,
  7. Meninggalkan anak yang memohonkan ampun kepadanya setelah ia meninggal.

(HR. Al Bazzar no. 7286 dan Al Baihaqi dalam As Syu’ab no. 3449, dihasankan Syaikh Al Albani dalam shahih at targhib no. 73).

Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang bahagia di dunia dan akhirat.

Ditulis oleh Ustadz Muhammad Alif, Lc.

Artikel: SeptyanWidianto.web.id

[artikel number=4 tag=”tazkiyatun-nafs”]

 

Silakan dibagikan:

Leave a Comment