Mencintai Ulama Sunnah

Mencintai Ulama Sunnah.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

آية الإيمان حب الأنصار 

“Tanda keimanan adalah mencintai kaum Anshar”.

Siapakah Kaum Anshar?

Kata Anshar (الأنصار)diambil dari kata Nashr (نصر) yang bermakna pertolongan.

Dan yg dimaksud dengan Kaum Anshar adalah

أهلُ المدينةِ وسُكَّانُها قبْلَ أنْ يُهاجِرَ إليها النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ،

Orang-orang Madinah dan penduduknya sebelum Nabi shallallahu alaihi wa salam hijrah kesana.

Dinamakan demikian karena mereka telah menolong Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam saat lemah dan menghadapi berbagai kesulitan di Mekah.

Demikian juga dengan orang yg menempuh jalan seperti jalan mereka dalam menolong Sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam setelah wafatnya Nabi alaihi wa sallam dan membelanya, ia akan mendapatkan bagian dari hadits di atas.

Maka mencintai mereka adalah kewajiban dan merupakan salah satu tanda Ahlu Sunnah wa Jamaah.

Imam Abu Utsman Ash-Shabuni rahimahullah berkata :

“Salah satu tanda Ahlu Sunnah wal Jamaah adalah kecintaan mereka kepada para Imam, Ulama, Penolong dan Pembela Sunnah, dan kebencian mereka kepada para tokoh pengusung bid’ah yang menyeru kepada Neraka dan menunjukkan handai tolan mereka ke negri kehinaan. 

Dan sungguh Allah telah menghiasi hati-hati Ahli Sunnah dan menerangkannya dengan kecintaan terhadap Ulama Sunnah sebagai karunia dari-Nya”.

Kedudukan Ulama Hadits (Sunnah) di mata para ulama

Imam Syafi’i rahimahullah berkata :

لو لا أصحاب الحديث لكنا بياع الفول 

“Jika bukan karena Ulama Hadits,  niscaya kita cuma jadi penjual kacang”.

Imam Ahmad rahimahullah berkata :

ليس قوم عندي خير من أهل الحديث ليس يعرفون ألا الحديث

“Menurutku tidak kaum yang lebih baik dari ahli hadits. Mereka tidak mengetahui kecuali hadits”.

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :

“Telah dimaklumi, bahwa ahli hadits dan sunnah adalah orang yg memiliki keistimewaan secara khusus dengan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan dengan ittiba’ (mengikuti) Nabi”.

Ridwan Abu Raihana, Ahad Pagi, 29 Rabi’ul Awwal 1442 / 15 Nov 2020

Sumber : 

-Juhud Al-Imam Al-Albani fi Taqriri Tauhidil ‘Ibadah, Syaikh Walid Saifun Nashr, juz 1, hlm. 14-15.

https://www.dorar.net/hadith/sharh/2657

Silakan dibagikan:

Leave a Comment