MEMINTA MAAF KETIKA SALAH.
Apabila Anda salah, wahai para suami, minta maaflah. Dan apabila Anda keliru, wahai para istri, minta maaflah. Hindari sikap arogan yang bisa menghancurkan mahligai rumah tangga.
Acapkali ketika terjadi kekeliruan dan kelalaian terhadap pasangan, para suami/istri tak segera meminta maaf dan menenangkan suasana hati pasangan sehingga mempengaruhi hati dan merenggangkan hubungan.
Jangan malu untuk sering-sering mengucapkan,
“Maaf”
“Maafkan kesalahanku”
“Aku mengaku salah sayang”
dan ucapan senada…
Sungguh, permohonan maaf niscaya akan menghilangkan rasa benci dan meredakan rasa sakit yang ada di hati.
Baca juga: Bersikap Bijak Dalam Memaafkan
Dalam kitab Raudhah al-Uqala dinyatakan,
الاعتذار يذهب الهموم، ويجلي الأحزان، ويدفع الحقد، ويذهب الصد، والإقلال منه تستغرق فيه الجنايات العظيمة، والذنوب الكبيرة، والإكثار منه يؤدي إلى الاتهام، وسوء الرأي، فلو لم يكن في اعتذار المرء إلى أخيه خصلة تحمد إلا نفي العجب عَن النفس في الحال، لكان الواجب على العاقل ألا يفارقه الاعتذار عند كل زلة
“Meminta maaf akan menyingkirkan rasa gelisah, menghilangkan rasa sedih, menolak tumbuhnya dendam, dan mencegah penolakan. Apabila dalam tindakan meminta maaf tak ada satu hal terpuji selain hal itu akan menjauhkan sikap bangga diri dalam jiwa, maka wajiblah bagi orang yang berakal untuk senantiasa melazimi sikap meminta maaf ketika melakukan kesalahan.” [Raudhah al-Uqala hlm. 169]
Namun, dalam hal ini terdapat sikap yang harus diwaspadai, yaitu enggan mengakui kesalahan ketika meminta maaf! Namun, hanya bersilat lidah dengan perkataan yang indah, tidak secara tegas meminta maaf, tidak pula tegas mengakui kesalahan.
Contoh hal ini seperti ucapan:
“Seandainya saya keliru, maka sesungguhnya saya ini pun manusia biasa yang bisa salah dan benar!”
atau mengirim notif yang berisi,
“Kepada setiap orang yang saya zalimi atau setiap orang yang saya langgar haknya, saya harap kalian memaafkanku karena saya pun telah memaafkan kalian!”
Sikap di atas bukanlah sikap meminta maaf, bukan pula sikap yang menunjukkan pelakunya kembali pada kebenaran. Bahkan hal itu menunjukkan sikap yang sangat buruk dan penuh kebencian.
Baca juga: Serius Minta Maaf
Sebagian salaf pernah berkata,
رب ذنب احسن من الاعتذار منه
“Terkadang sekadar bersalah lebih baik daripada meminta maaf atas kesalahan tersebut” [at-Tadzkirah al-Hamduniyah 1/456]
Dan betul apa yang dikatakan beliau, karena
اذا كان وجه العذر ليس بواضح
فان اطراح العذر خير من العذر
Apabila meminta maaf itu tak jelas dinyatakan, maka lebih baik tak perlu meminta maaf”
Sumber: Belajar Tauhid