Manusia Selalu Hidup Dalam Kesusahan

Manusia Selalu Hidup Dalam Kesusahan.

Jika anda mengira bahwa kehidupan dunia ini adalah satu-satunya muara dan tujuan. Senang-sedih adalah ketika kita hidup di sini. Bahwa hidup ini kita jalani semau-maunya kita, bersenang-senang selama masih hidup, sebelum kematian menjemput. Bahwa hidup ini tidak ada tugas dan misi yang mesti diemban dan diamalkan. Maka anda salah.

Jika kita melihat hakikat hidup kita, setiap manusia tidak pernah luput dari kesusahan. Bahkan Allah telah menegaskan di dalam firmanNya :

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِى كَبَدٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (Q.S Al Balad: 4)

Bahkan, tidak ada makhluk ciptaan Allah yang menghadapi kesusahan di dalam hidupnya seperti manusia. Namun juga tidak sedikit dari kita yang tidak menyadari betapa lemahnya dirinya, dan bahkan hidup dalam kecongkakan dan kesombongan.

Sejak terlahir di muka bumi, kita harus menghadapi susahnya terpotongnya tali pusar kita, kemudian dibedong dengan ikatan-ikatan yang menyusahkan gerak kita ketika bayi, kemudian susahnya menyusui, dan andaikata terlewatkan masa ini dari kita, maka binasalah kita. Kemudian kita menghadapi susahnya tumbuhnya gigi, susahnya disapih, susahnya khitan, susahnya masa belajar dan sekolah, menghadapi beragam ujian dari guru dan teman.

Dan tidak berhenti di situ saja. Kemudian menghadapi susahnya masa-masa sebelum menikah. Dan setelah menikah, susahnya menjalani kehidupan rumah tangga beserta segala pernak-perniknya, mendidik dan membesarkan anak, mencari nafkah dan menyediakan serta menata rumah, dan sebagainya.

Kemudian masa tua dan pikun. Lemahnya lutut dan kaki, ujian dan musibah yang bertubi-tubi. Sakit yang dirasa tiada henti, dari sakit kepala dan gigi, rabunnya mata, galau dan sedih karena hutang dan masalah-masalah kehidupan, terkait harta dan jiwa, dengan beragam macam corak dan jenisnya. Tiada satu hari pun yang kita lewati tanpa merasakan salah 1 dari ini semua.

Kemudian kematian. Himpitan kubur, pertanyaan munkar dan nakir, hari kebangkitan dan hisab. Kemudian digiring menuju terminal terakhir, entah itu ke Sorga atau menderita tiada henti di neraka!

Andaikata kita punya kuasa untuk mengatur sendiri hidup kita, kita tidak akan memilih segala jenis kesusahan ini untuk diri kita sendiri! Di sini kita menyadari, bahwa kita memiliki Tuhan, Allah yang mengatur hidup kita, yang telah menetapkan segala sesuatunya atas kehidupan kita. Maka seharusnya kita menjalankan perintahNya, menjauhi laranganNya. Dan nantinya, Allah akan menempatkan kita di tempat yang :

لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُم مِّنْهَا بِمُخْرَجِينَ

Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. (Q.S Al Hijr: 48)

نسأل الله السلامة و العافية

Ditulis oleh : Ali Hasan Bawazier

Silakan dibagikan:

Leave a Comment