Kumpulan Faedah Seputar Kopi

Kumpulan Faedah Seputar Kopi.

Ditulis oleh Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi Hafidzahullah.

Beberapa catatan tentang masalah kopi:

1. Kitab Tentang Kopi

Syeikh Abdul Qodir bin Muhammad al-Jazuri menulis sebuah kitab berjudul “Umdah Shofwah Fii Hilli Qohwah”. Dalam kitab tersebut beliau menjelaskan secara detail tentang halalnya kopi.

Jamaluddin Al Qosimi juga punya buku berjudul Risalah Fi Ad Dukhon wa Qohwah wa Syayi.

2. Kebenaran Yang Akan Tetap

Awal munculnya kopi, banyak diperdebatkan oleh ulama, bahkan banyak tulisan tentang pro kontra hukumnya.

Sebagian ulama ada yang mengharamkannya karena dianggap memabukkan.

Sebagian lagi ada yang menghalalkan karena asal minuman adalah halal. Syeikh Abdul Qodir bin Muhammad al-Jazuri menulis sebuah kitab berjudul “Umdah Shofwah Fii Hilli Qohwah”. Dalam kitab tersebut beliau menjelaskan secara detail tentang halalnya kopi.

Dengan berjalannya waktu, pendapat yang mengharamkan itu hilang dan para ulama-pun bersepakat tentang halalnya kopi, sebagaimana dikatakan oleh Mar‘i al-Karmi dalam Tahqiq Burhan fi Sya‘ni Dukhon hlm. 154. 

Sampai-sampai al-Hajawi mengatakan setelah menyebutkan perselisihan ulama tentang hukum kopi: “Orang yang mengharamkan kopi tidaklah memiliki alasan yang ilmiah sama sekali.” (Ghomzu ’Uyunil Basho‘ir 4/355)

Baca juga: Pengaruh Basmalah dan Hamdalah Bagi Makanan

3. Halalnya Kopi

Pendapat halalnya kopi adalah yang lebih kuat karena sesuai kaidah bahwa asal hukum segala jenis makanan baik dari hewan, tumbuhan, laut maupun daratan adalah halal sampai ada dalil yang mengharamkannya. Alloh berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًۭا طَيِّبًۭا

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. (QS. al-Baqoroh [2]: 168)

Tidak boleh bagi seorang pun untuk mengharamkan suatu makanan kecuali berlandaskan dalil dari al-Qur‘an dan hadits yang shohih dan apabila seorang mengharamkan tanpa dalil, maka dia telah membuat kedustaan tentang Alloh. (Lihat al-Qowa’id an-Nuroniyyah hlm. 112 Ibnu Taimiyyah) 

4. Sikap Manusia Tentang Kopi

Manusia menyikapi kopi ada tiga golongan:

1. Golongan yg berlebih-lebihan kecanduan kepada kopi,  sampai membuat hadits-hadits palsu tentang kopi,  seperti “Kopi tergantung untuk apa dia diminum” “Malaikat akan memintakan ampunan untuk pecinta kopi” “Tidak akan masuk neraka perut yang di dalamnya terdapat kopi”. Semua ini adalah hadits palsu buatan manusia yang tidak ada sumbernya dalam kitab-kitab hadits terpercaya dan termasuk berdusta kepada Nabi merupakan dosa besar. 

2. Golongan yang mengharamkan kopi.  Ini juga keliru,  karena tidak boleh bagi seorang mengharamkan makanan atau minuman tanpa dalil,  sebab itu termasuk kedustaan kepada Allah. 

3. Golongan tengah-tengah. Yaitu golongan yang menganggap bahwa kopi adalah halal dan mubah tanpa berlebih-lebihan seakan tak bisa hidup tanpa kopi dan tanpa meremehkan sehingga mengharamkan sesuatu yg halal. 

5. Kapan Ngopi Bisa Berpahala?

Ngopi hukum asalnya mubah. Namun bisa berubah menjadi ibadah dan berpahala, kapan itu?  Jika Ngopi bertujuan sebagai sarana untuk lebih semangat dalam melakukan ibadah dan ketaatan kepada Allah.

Diantara contoh praktek nyata adalah apa yang dilakukan oleh Syeikh Abdur Rahman As Sa’di. Dikisahkan dalam biografi beliau, bahwa diantara kebiasaan beliau adalah menghidupkan akhir malamnya dengan shalat dan dzikir sebagaimana sunnah Nabi. 

Beliau sangat bersemangat untuk sholat malam baik saat mukim maupun safar. Beliau menggunakan berbagai sarana agar bisa bangun malam, diantaranya adalah memasang alarm, dan juga beliau memiliki ceret kopi yang kecil, beliau memanaskannya sendiri untuk diminum antara salam agar menumbuhkan semangat, menghilangkan ngantuk dan supaya lebih kuat dalam menjalankan shalat malam.

(Mawaqif Ijtimaa’iyyah Min Hayati Syeikh Abdir Rahman As Sa’di hlm. 34 karya Muhammad bin Abdurrahman As Sa’di dan Musa’id bin Abdillah As Sa’di)

Baca juga: Tidak Boleh Mencela Makanan

6. FILOSOFI SECANGKIR KOPI

الأوقات المرة كالقهوة، تجعلنا نفيق

Waktu dan momen-momen ‘pahit’ dan ‘getir’ (dalam hidup) itu seperti kopi, membuat kita selalu terjaga dan terbangun.

Artinya, dari kopi pahit kita bisa belajar, bahwa sesuatu yang pahit tetap bisa dinikmati dan membuat kita semakin membuka mata dan hati.

Secangkir kopi yang kunikmati mengajarkan bahwa:

➖ Hitam tak selalu identik dengan kotoran. Jangan menilai hanya dari penampilan.

➖ Pahit pun tak selalu menyakitkan dan menyedihkan, bahkan bisa dinikmati. Semakin sering kau mendapati pahitnya dunia, akan semakin sering kau belajar untuk melaluinya tetap dengan bahagia.

➖ Dan panasnya kopi mengajarkanku untuk selalu perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa, karena di situlah letak nikmatnya. Seakan memberitahuku ambillah dari dunia ini sedikit demi sedikit, jangan serakah dan terburu nafsu sehingga dapat membakar dan melukai.

➖ Tinggalkanlah ampasnya, karena senikmat-nikmatnya kopi pasti meninggalkan ampas, itulah dunia. Betapa kau berusaha menikmatinya tetap saja bagian akhirnya tidak berharga, tidak ada rasanya dan tidaklah berguna.

Hidup itu ibarat secangkir kopi, tergantung bagaimana kau membuatnya, atau mengambilnya.

Artinya, kau diajarkan untuk selalu berikhtiar di dalam hidup ini, sebagaimana secangkir kopi yang kau buat, maka itulah yang kau nikmati dan rasakan. Tanpa menafikan izin Allah pastinya. (Copas Faedah Yang Dishare Ust. Abu salma)

7. Al Qosimi dan Waktu

“Andai Waktu Bisa Kubeli….”

Dalam Dzikriyyat Syeikh Ali Ath Thanthawi bercerita bahwa Syeikh Jamaluddin Al Qasimi, salah seorang ulama Syam, pernah melewati anak-anak muda yang sedang nongkrong di warung kopi, menghabiskan waktu mereka dengan main kartu dan domino, maka beliau berkata: “Seandainya waktu mereka bisa diperjualbelikan, niscaya akan aku beli waktu mereka”. 

Beliau mengatakan demikian karena kecewa melihat mereka yang menyia-akan waktu mereka untuk hal-hal yang tidak ada faedahnya, padahal dalam waktu yang sama, beliau sangat sibuk sehingga beliau berandai untuk membeli waktu mereka agar bisa beliau gunakan dalam ketaatan.

Maka gunakan waktumu sebaik mungkin untuk mendekatkan kepada Rabbmu dan jangan kau habiskan untuk hal-hal yang sia-sia.

Semoga tulisan ini bermanfaat, khususnya untuk pecinta kopi.

Silakan dibagikan:

Leave a Comment