Keutamaan Merantau Dalam Rangka Menuntut Ilmu

Keutamaan Merantau Dalam Rangka Menuntut Ilmu.

Al-Imam asy-Syafi’i rahmatullah ‘alaihi rahmatan wasi’ah berkata dalam syairnya:

ما في المُقامِ لذي عقلٍ وذي أدبٍ
مِنْ رَاحَة ٍ فَدعِ الأَوْطَانَ واغْتَرِب

Bagi orang yang berakal dan beradab, berdiam diri di tempat itu tak memberinya kenyamanan.
Maka dari itu, tinggalkanlah kampung halamanmu dan bepergianlah (merantau).

سافرْ تجد عوضاً عمَّن تفارقهُ
وانْصَبْ فَإنَّ لَذِيذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ

Merantaulah, niscaya kan kau dapati pengganti orang yang kamu tinggalkan.
Bersusah-payahlah karena sejatinya nikmatnya hidup itu diraih melalui proses perjuangan.

إني رأيتُ وقوفَ الماء يفسدهُ
إِنْ سَاحَ طَابَ وَإنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ

Sungguh aku telah melihat tergenangnya air itu dapat mencemarkan air itu sendiri.
Jika ia terus mengalir ia menjadi jernih dan jika tidak mengalir iapun menjadi keruh.

والأسدُ لولا فراقُ الأرض ما افترست والسَّهمُ لولا فراقُ القوسِ لم يصب

Singa kalau tidak pergi meninggalkan sarangnya ia tidak akan mendapat mangsa.
Dan anak panah itu kalau tidak melesat dari busurnya ia tidak akan pernah mengenai sasarannya.

والشمس لو وقفت في الفلكِ دائمة
لَمَلَّهَا النَّاسُ مِنْ عُجْمٍ وَمِنَ عَرَبِ

Demikian pula mentari, kalau ia tetap berhenti di orbitnya saja, niscaya manusia dari suku manapun akan bosan dibuatnya.

والتبر كالترب ملقى في أماكنه
والعودُ في أرضه نوعاً من الحطب

Dan biji emas itu tak ubahnya seperti butiran pasir biasa selama masih terbengkalai di tempatnya.
Demikian pula gaharu yang masih berada di hutan belantara, ia hanyalah sebatang kayu biasa sebagaimana kayu-kayu lainnya.

إن تغرَّب هذا عزَّ مطلبهُ
وإنْ تَغَرَّبَ ذَاكَ عَزَّ كالذَّهَب

Ketika kayu gaharu ini telah keluar dari belantara, iapun menjadi pewangi bernilai tinggi yang paling dicari.
Dan ketika biji emas itu telah keluar dari tambangnya, iapun menjadi perhiasan yang mahal harganya.

Silakan dibagikan:

Leave a Comment