Keagungan Malam Lailatul Qadar.
Ditulis oleh Ustadz Abu Ubaidah As Sidawi.
Apa itu Malam Lailatul Qadar?
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang mulia, Alloh telah memuliakannya dengan banyak keutamaan dan kebaikan.
Malam ini lebih baik dari seribu bulan, ibadah pada malam ini sebanding dengan ibadah seribu bulan yaitu 83 tahun 4 bulan, padahal umur manusia sangat sedikit yang bisa mencapai seperti itu.
Kemuliaan dan keagungan malam ini bertambah lagi dengan diturunkannya al-Quran dan kebaikan yang banyak, Alloh menggambarkan kemuliaan malam Lailatul Qodr;
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Robbnya untuk mengatur segala urusan. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS.al-Qodr: 1-5).
Imam Ibnu Katsir mengatakan: “Malaikat banyak turun pada malam ini karena banyaknya kebaikan pada malam tersebut. Para malaikat turun bersamaan dengan turunnya keberkahan dan rahmat”. ( Tafsir Ibnu Katsir 5/444)
Kapankah Waktu Malam Lailatul Qadar itu?
Lailatul Qadar jatuh pada setiap bulan Romadhan, karena Alloh menurunkan al-Quran pada malam itu, sedangkan turunnya al-Quran adalah di bulan Romadhan.
Alloh berfirman:
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS.al-Qodr: 1).
Dan Alloh berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَان
ِ“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS.al-Baqoroh: 185).
Baca juga: 5 Serba-Serbi Malam Lailatul Qadar
Terutamanya adalah pada sepuluh hari terakhir bulan Romadhan, berdasarkan hadits Aisyah bahwasanya Rasululloh bersabda;
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir bulan Romadhan. (Bukhori Muslim)
Terutamanya lagi pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Romadhan. Rasululloh bersabda;
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Carilah malam Lailatul Qodr di malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Romadhan. (Bukhori Muslim)
Yang paling ditekankan lagi adalah malam dua puluh tujuh, berdasarkan hadits Ubay bin Ka’ab, dia berkata;
وَاللَّهِ إِنِّى لأَعْلَمُهَا هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
Sungguh saya tahu malam apakah Lailatul Qodr itu yaitu malam yang Rosululloh memerintahkan kami supaya menghidupkannya, yaitu malam dua puluh tujuh. (Muslim)
Akan tetapi tidak boleh menentukan Lailatul Qodr dengan satu malam tertentu untuk setiap tahun. Karena Lailatul Qodr itu berganti-ganti setiap tahunnya sesuai kehendak Alloh, dan sesuai dengan konteks haditsnya. (Syarhu as-Sodr Bi Dzikri Lailah al-Qodr hal.48, al-Iroqi, Fathul Bari 4/265)
Abu Qilabah berkata: Lailatul Qodr itu berganti-ganti pada sepuluh terakhir malam-malam ganjil. (Al Mushonnaf, Abdurrazzaq 4/252, Ibnu Abi Syaibah 3/76)
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: Saya menguatkan bahwa Lailatul Qodr itu pada sepuluh hari terakhir dan berganti-ganti. Para ulama mengatakan; Hikmah tersembunyinya kepastian waktu Lailatul Qodr itu agar manusia bersungguh-sungguh untuk mencarinya. Seandainya kepastian malamnya diberitahu, maka manusia hanya akan bersungguh-sungguh di malam itu saja (sedangkan malam lainnya tidak). (Fathul Bari 4/266)
Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar
Rasululloh telah mengkhabarkan tanda-tanda malam lailatul qodr agar seorang muslim mengetahuinya. Diantaranya dijelaskan dalam hadits Ubay bin Kaab;
وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا
Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit putih, tidak menyilaukan. (Muslim)
Dan dijelaskan dalam hadits Ibnu Abbas tanda lainnya sebagai berikut;
لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلْقَةٌ لاَ حَارَّةٌ وَلاَ بَارِدَةٌ تُصْبِحُ شَمْسُهَا صَبِيْحَتَهَا ضَعِيْفَةً حَمْرَاءَ
Lailatul Qodr adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin. Keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan. (HR. Ibnu Khuzaimah)
Maka hendaknya bagi seorang muslim dan muslimah untuk bersemangat dan berlomba-lomba menghidupkan malam Lailatul Qodr dengan memperbanyak amal ibadah dan ketaatan seperti shalat, membaca al-Qur’an, sedekah dan sebagainya.
Rasululloh bersabda;
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa yang shalat pada malam Lailatul Qodr dengan penuh keimanan dan harapan pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Bukhori Muslim)
Perbanyaklah membaca do’a pada malam yang mulia ini dengan do’a yang diajarkan Rosululloh kepada Aisyah tatkala dia berkata;
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَدْعُو قَالَ « تَقُولِينَ اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Wahai Rosululloh, bila aku mendapati Lailatul Qodr, apakah yang saya ucapkan?. Nabi bersabda; Ucapkanlah: Ya Alloh, Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampun, maka ampunilah aku. (HR. Tirmidzi, dishahihkan al Albani)