Jangan Meludah Sembarangan.
Siapapun, ‘pengejek’ beberapa dai yang banyak memfokuskan di ilmu alat dan mengajarkan kebaikan ilmu tersebut dengan sebutan ‘ngelmu alat’, maka sesungguhnya ia sedang melukiskan seberapa rendah kadar diri dan pengetahuannya sendiri.
Atau tuduhan-tuduhan yang tidak ada pada dai-dai tersebut, padahal hakekatnya justru sebaliknya atau masih terlalu banyak celah baik sangka untuk mereka di masalah-masalah tersebut, maka ini kezaliman. Zalim adalah tidak adil. Tidak adil dalam bersikap bukanlah karakter takwa.
Maka perhatikan firman Allah Ta’ala:
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” [Q.S. Al-Ma’idah: 8]
Sebagaimana menyebut pengajar ilmu alat dengan sebutan ‘ngelmu alat’. Ini mengejek mereka semata dan bahkan tanpa sadar merendahkan ilmu tersebut. Sangat besar kemungkinan pengucapnya tidak punya nafas apapun di ilmu alat.
Kami nasehati untuk rekan-rekan yang seperti ini, siapapun gurunya manapun almamaternya -apalagi jika tidak punya guru atau almamater-, agar menghapus ucapan itu, meralatnya, istighfar dan menjaga ludahnya agar tidak dibuang di sembarang tempat.
Sesiapa yang meludah ke langit, wajahnyalah yang akan terhinakan dengannya.
Gambar oleh https://megapixel.click – CC0 photos for free dari Pixabay