Berusaha Tidak Minta Didoakan Ketika Berbuat Baik Kepada Orang

Jika Berbuat Baik Pada Seseorang, Berusahalah Tidak Minta Didoakan, Insya Allah Dia Akan Mendoakan Tanpa Anda Minta.

Minta Didoakan Adalah Perkara Mubah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah memiliki ulasan yang tidak pendek tentang meminta didoakan oleh orang setelah berbuat hal yang ma’ruf kepadanya. Merupakan tradisi orang kita: setelah berbuat baik pada seseorang, kita katakan ‘doain aku ya supaya begini begitu’.

Pada asalnya, meminta didoakan oleh muslim lain adalah perkara mubah, terlebih jika oleh muslim yang memiliki kesalehan. Dalil-dalil akan hal ini bertebaran.

Namun Ibnu Taimiyyah memberikan taqyid dan pembahasan khusus dalam masalah perbuatan baik yang kemudian diakhiri dengan permintaan untuk didoakan. Dalam berbuat baik terhadap insan, muslim tidak diperintahkan untuk mengharapkan imbalan dari makhluk, melainkan wajib atasnya mengharapkan wajah Allah Ta’ala, ridha-Nya dan ganjaran dari-Nya. Firman Allah Ta’ala:

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءًۭ وَلَا شُكُورًا

Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” [Q.S. Al-Insan: 9]

Dan menurut beliau rahimahullah, termasuk meminta jaza’ (ganjaran) adalah thalab ad-du’a (minta didoakan). Maka, doa adalah ganjaran. Sedangkan meminta ganjaran dari perbuatan kebaikan, mengurangi kadar keikhlasan.

Baca juga: Bersemangat Dalam Melakukan Kebaikan

Beliau berkata:

وقال بعض السلف إذا قال لك السائل: بارك الله فيك، فقل: وفيك بارك الله، فمن عمل خيراً مع المخلوقين سواء كان المخلوق نبياً أو رجلاً صالحاً أو ملكاً من الملوك أو غنياً من الأغنياء فهذا العامل للخير مأمور بأن يفعل ذلك خالصاً لله يبتغي به وجه الله، لا يطلب به من المخلوق جزاء ولا دعاء ولا غيره، لا من نبي ولا رجل / صالح ولا ملك من الملائكة، فإن الله أمر العباد كلهم أن يعبدوه مخلصين له الدين.

“Sebagian salaf menuturkan: ‘Jika ada peminta berkata kepadamu: ‘Barakallahu fik’, maka katakanlah: ‘wa fika barakallah’. Barangsiapa beramal kebaikan bersama para makhluk, baik makhluk tersebut adalah Nabi atau orang saleh atau raja atau orang kaya, maka orang baik ini diperintahkan untuk melakukannya dengan ikhlas untuk Allah, mengharapkan wajah Allah dengannya, tidak meminta dengan sebab kebaikan itu suatu hal dari makhluk, entah itu:

  • imbalan, atau
  • doa, atau lainnya.

Tidak pula meminta (imbalan atau doa balasan kebaikan) dari Nabi atau orang saleh atau malaikat.
Sesungguhnya Allah memerintahkan seluruh hamba-Nya untuk beribadah kepada-Nya dengan ikhlas.” [Qa’idah Jalilah fi at-Tawassul wa al-Wasilah, hal. 110, tahqiq Syaikh Rabi’ al-Madkhaly]

Orang yang Dicintai Masyarakat Adalah yang Ringan Memberi

Kami katakan:

Dan Anda akan menemukan orang-orang yang paling dicintai oleh masyarakat adalah mereka yang ringan memberi dan kuat menahan diri dari meminta-minta untuk pribadi.

Anda juga akan menemukan orang-orang kuat tersebut tidak pernah minta didoakan sebagai imbalan kebaikan mereka dan tidak mengharapkannya sebagai balasan; melainkan justru banyak orang yang meminta didoakan oleh mereka.

Anda akan menemukan orang-orang lemah yang mungkin ringan pemberian atau sering mengadakan acara sedekah, namun mengharapkan imbalan dari pihak yang diberi, entah imbalan berupa doa (yang dalam beberapa konteks mungkin masih dianggap wajar), atau kebaikan semisal, atau mengemis like dan subscribe atas kebaikannya.

Tahan Diri Minta Didoakan Setelah Berbuat Kebaikan

Jika Anda berbuat baik, atau sedekah, maka tahan diri dari minta balasan doa, walaupun mengatakan, ‘Tidak usah balas apa-apa. Cukup doanya saja.’ Tidak perlu. Namun disyari’atkan bagi objek ihsan, agar memberi imbalan kepada muhsin, atau doakan kebaikan tanpa diminta. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

وَمَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ، فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

“Balaslah kebaikan kepada orang yang berbuat baik terhadap kalian. Jika kalian tidak temukan hal yang cukup untuk membalasnya, maka doakan dia hingga kalian menganggap itu sudah cukup sebagai balasan.” [H.R. Abu Daud, no. 1672]

Usahakan tidak meminta balasan. Insya Allah akan dia balas. Jikapun tidak, pastilah Allah yang balas dengan cara terbaik yang Allah hendaki.

Barakallahu fikum.

Ditulis oleh Ustadz Hasan al-Jaizy.

Silakan dibagikan:

Leave a Comment