Prinsip Kafirnya Orang Kafir

Prinsip meyakini kafirnya orang kafir bagi seorang Muslim.

Khutbah Syaikh DR. Abdul Aziz bin Rayes Ar Rayes hafidzahullah:

Prinsip Meyakini Agama Selain Islam Adalah Bathil

Dan termasuk pondasi aqidah didalam hati setiap mukmin yaitu meyakini bahwa semua agama selain islam adalah bathil, meskipun itu adalah agama yahudi dan nashara.

Allah berfirman:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۚ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa”. (Qs Al Maidah : 73)

Dan firmanNya:

لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ

Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata (Qs. Al Bayyinah :1).

Maka semua orang-orang musyrik, ahlul kitab yahudi dan nashara semuanya adalah kafir.

Inilah Aqidah Yang Harus Diyakini

Inilah aqidah yang wajib kita yakini dalam hati kita, betapapun usaha mereka dalam hal kemanusiaan tapi mereka tetap kuffar, musuh-musuh Allah dan RasulNya.

Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu”. (Qs. Al Mumtahanah : 1).

Juga firmanNya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.

Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”. (Qs. Al Maidah : 51).

Juga firman Allah:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:

“Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja”. (Qs. Al Mumtahanah : 4)

Nabi Ibrahim Menentang Sesembahan Ayahnya dan Kaumnya

Ibrahim Alaihis Salam -Abul Anbiya’ Khalilur Rahman- memusuhi (menentang) sesembahan ayah dan kaumnya bahkan beliau juga mengumumkan pertentangannya dengan kaumnya dan sesembahannya.

Dan Allah telah perintahkan kita untuk menjadikan Ibrahim sebagai panutan dalam mengingkari sesembahan selain Allah, inilah Aqidah Tauhid dan inilah Aqidah Laa ila illaAllah, inilah aqidah al wala’ wal bara’.

Berkata Abul Wafa’ Ibnu ‘Aqil rahimahullah:

إِذَا أرَدتَ أنْ تَعلَمَ مَحلَّ الإسْلَامِ مِن أَهلِ الزمَان فَلا تنْظُر إِلَى زِحَامهِم فِي أَبوَاب الجَوامِع، وَلا ضَجِيجِهمْ فِي المَوقِفِ بِلَبّيْك وَإنَّما انظُر إلَى مُوَاطَأَتِهم أعْداءَ الشَّريعَةِ

“Jika engkau ingin mengetahui islam dari orang-orang yang hidup dizamanmu maka jangan melihat ramainya mereka di pintu-pintu masjid, bukan juga ramainya suara talbiyyah (Labbaika Allahumma Labbaik) pada saat di Arafah, tapi perhatikan sikap mereka adakah kesamaan dan kesepakatan dengan musuh-musuh syariah (kuffar).

Kewajiban Seorang Muslim Terkait Perkara Kafirnya Orang Kafir

Ikhwani. Maka kewajiban kita adalah

1. Meyakini bahwa setiap orang kafir adalah musuh Allah dan RasulNya.

2. Meyakini bahwa setiap kafir tempatnya di neraka.

3.Tidak Ada Manfaat Amalan Orang Kafir di Dunia

Apapun yang diusahakan dan diperbuat orang kafir dalam amal keduniaan maka tidak akan bermanfaat bagi mereka.

Diriwayatkan dari Aisyah ia berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ ابْنُ جُدْعَانَ كَانَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ يَصِلُ الرَّحِمَ، وَيُطْعِمُ الْمَسَاكِينَ، فَهَلْ ذَاكَ نَافِعُه؟ُ قَالَ: لا يَنْفَعُهُ، إِنَّهُ لَمْ يَقُلْ يَوْمًا: رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ

“Wahai Rasulullah! Sesunguhnya Ibnu Jud’an pada masa Jahiliyyah suka menyambung tali rahim dan memberi makan orang-orang miskin, maka apa yang demikian itu memberi manfaat kepadanya?

Rasulullah Shallallahu alaihis sallam bersabda: Tidak bermanfaat baginya! Sesungguhnya dia tidak pernah berkata suatu hari : Wahai Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku pada hari kiamat”. (HR. Muslim no. 214)

Yakni Ibnu Jud’an meninggal dalam keadaan kafir maka tidak bermanfaat semua amalannya.

4. Wajib Membenci dan Meyakini Agama Mereka Bathil

Kita Wajib membenci orang kafir karena mereka kafir, dan wajib meyakini bahwa agama mereka adalah bathil.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah:

مَن لَمْ يُكَفِّر كَافِر مِن اليَهُود وَالنَّصَارى فَهوَ كَافِر مِثْلهُم

“Barangsiapa yang tidak mengkafirkan (meyakini kekufuran) orang kafir dari kalangan yahudi dan nashara maka dia kafir seperti mereka”.

Billahi wa TaAllahi wa WaAllahi (Demi Allah).. Meskipun ia mendirikan shalat lima waktu, shalat di malam hari, berpuasa dan membayar zakat tapi tidak mengkafirkan (meyakini kekufuran) orang kafir maka dia kafir seperti mereka.

Karena dia telah mendustakan Al Quran dan barangsiapa yang nendustakan Al Quran maka ia kafir.

Semoga Allah menjaga kita semua.

Hendaklah Memperhatikan Aqidah Ini

Hendaklah kita memperhatikan aqidah ini, aqidah Tauhid. dan wajib bagi kita menjaga aqidah ini dalam diri kita, anak-anak kita, keluarga kita. karena sesungguhnya ini merupakan perkara yang sangat serius dan berat sedangkan hari-hari begitu cepat berlalu.

Bisa saja agama yang agung ini hilang (dari diri seseorang) karena sebuah kalimat.

Sebagimana firman Allah:

وَلَقَدْ قَالُوا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوا بَعْدَ إِسْلَامِهِمْ

“Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam”. (Qs. At Taubah : 74)

Dan firmanNya:

لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

“Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman”. (Qs. At Tqubah : 66).

Disarikan (dengan sedikit perubahan) dari potongan Khutbah Syaikh hafidzahullah.

Ditulis oleh Ustadz Muhammad Alif, Lc. ( Alif El-Qibty )
Solo/28/12/19

[artikel number=4 tag=”aqidah”]

Silakan dibagikan:

Leave a Comment